Thursday, June 30, 2005

Kerlip Hati dan Lampu Kota

Kerlip lampu-lampu gedung yang kulihat saat ini. Malam penuh bintang takkan mungkin di sini. Satu... dua... lalu cahaya merah pun berganti jingga. Satu... dua... dan ia pun berganti lagi. Mungkin sampai malam berakhir, mungkin sampai listrik kota ini mati.

Tapi ada satu yang tak berganti, hatiku yang telah hilang di kota ini. Karena hati yang hilang tak mungkin terganti. Tidak seperti lampu-lampu gedung yang kulihat saat ini, pabila rusak sekalipun dapat diperbaiki. Remukku tak dapat teredam oleh hujan deras sore tadi. Tangis teriakku tak terbasuh oleh airnya. Hanya menutupi pandanganku yang telah buta karena hadirnya.

Hilang hatiku di kota ini.
Adakah yang dapat mengganti?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home