Wednesday, August 06, 2008

Seorang Katolik Sekuler

Sehari yang lalu, kami (sekantor) menemui Bpk IK, seorang praktisi radio yang telah lama juga berkecimpung dalam urusan majalah media research ternama di indonesia. Setelah beberapa kali gagal bertemu, akhirnya kami dapat duduk bersama di salah satu restoran fast food di kawasan perkantoran semanggi. Pilihan tempat yang sangat tidak biasa untuk meeting.

Setelah perkenalan singkat, akhirnya kami mengetahui bahwa beliau adalah seorang jawa katolik tulen. Jelas saja, beliau berasal dari kota Yogyakarta yang sangat kental dengan predikat "bukankah orang yogya itu katolik semua?" ha ha ha.. Beliau seperti langsung merasa dekat dengan kami (yang kebetulan) juga beragama kristen dan katolik. The famous quote "Di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku..."

Beliau pun menceritakan dongeng-dongeng (begitu beliau menyebutnya) inspiratif mengenai sejak terjang beliau dan beberapa nama besar praktisi lainnya dalam menggembangkan radio-radio ternama di indonesia. Memang berat dan penuh lika-liku.

Tapi bukan radio fokus saya. Fokus saya adalah figur si bapak. Katanya istrinya kristen. Oh, pernikahan "beda" agama, pikir saya. Dan hebatnya, si bapak terlihat begitu mendalami iman katolik beliau dan berani untuk menunjukkannya di depan orang banyak... membuat saya sedikit takut. Takut terbakar karena saya tidak merasa memiliki iman seperti itu. Mungkin juga karena saya telah terbiasa dengan kehidupan manusia-manusia jaman sekarang yang jauh dari Tuhan mereka masing-masing. Mungkin juga telah terbiasa dengan gaya SEKULER orang-orang Eropa, khususnya Belanda.

Malam itu kami menutup meeting kami dengan doa! Bayangkan saja. Terakhir kali saya berdoa di tempat umum secara beramai-ramai (dan juga berlokasi di fast food restaurant) sudah berbulan-bulan lalu ketika saya masih sesekali mengikuti pendalaman iman bersama beberapa teman lain. Waktu itu sepertinya hanya saya dan teman saya Andy (kami yang katolik) yang "ketinggalan" in terms of pengetahuan kami dalam Alkitab dan ke-Tuhan-an. Teman group yang lain seperti sudah canggih sekali karena mereka bahkan memiliki INTEGRATED BIBLE di mobile phone mereka! WOW!

Telah terpatri di benak saya bahwa orang-orang katolik itu cenderung lebih sekuler dibandingkan dengan penganut agama kristen lainnya. Oleh karena itu, melihat seorang katolik seperti bapak IK mengajak kami berdoa bersama untuk menutup meeting yang sama sekali tak berhubungan dengan ke-Tuhan-an terasa cukup aneh sekaligus menyentuh. Seorang jawa katolik tulen yang rendah hati di tengah-tengah rimba kebejatan kota Jakarta.

Saya harap saya tidak hanya mengenakan jubah keagamaan saya di hari Minggu saja. Well, saya memang bukan orang yang religious, tapi saya rasa saya cukup fanatic akan Tuhan saya.

Want to know more about Jesus? Read this.

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home